Kamis, 25 Agustus 2011

Selama ini...

    Aku berlari secepat mungkin ke arah toko buku yang berada tiga rumah setelah rumahku. Aku berlari bukan karena takut kehabisan novel terbaru karya penulis terkenal tapi karena aku takut tak bisa melihatmu, cowok yang sudah 2 bulan ini aku sukai. Sesampainya disana aku mulai mencari sosok dirimu yang biasa duduk di pojok ruangan sambil membaca buku berisi deretan angka yang tak pernah aku mengerti.
    Sambil pura-pura memilih buku sesekali aku mencuri pandang ke arahmu. Kau sedang dengan asyik membaca buku itu seolah buku itu sangat mudah untuk dipahami. Orang yang pintar, pikirku. Lalu tiba-tiba kau mengalihkan perhatianmu dari buku itu ke arahku. Spontan aku langsung menunduk dan tersenyum malu kepadanya lalu berjalan pergi meninggalkan toko buku itu.
   "Meeeei...."
   Ada yang memanggilku, refleks aku menengok ke belakang. Betapa kagetnya aku ternyata yang memanggilku adalah orang yang selalu aku lihat dari kejauhan. Mampus, dia manggil aku, pasti dia marah gara-gara aku ngeliatin dia mulu, teriakku dalam hati.
   "Eerrr... Iya, ada apa ya?" jawabku gugup. Aku bisa merasakan detak jantungku berdebar tak karuan dan tanganku yang tiba-tiba terasa dingin, amat dingin.
   "Ini, sapu tangan kamu jatuh tadi. Oh iya, kamu lebih cantik kalau rambut kamu di urai" jawabnya enteng sambil memberikan sapu tanganku lalu berjalan menjauh meninggalkanku dalam kebingungan.
   Aku yang tak begitu mengerti langsung sadar apa yang dia ucapkan. Wajahku terasa panas, jantungku berdebar seolah ingin meledak. Seolah ada yang menyuruhku, aku berlari kearahnya dan menarik bajunya. Dia berhenti dan menatapku. Aku bingung apa yang harus aku katakan, ketika aku sedang menyusun kata-kata untuk diucapkan dia berkata.
   "Aku suka rambut kamu di urai, lebih manis lagi kalau kamu pake rok jangan celana jeans. Sesekali kamu harus baca buku tentang ilmu pengetahuan jangan novel terus. Oh iya satu lagi kamu cuman boleh merhatiin aku jangan cowok lain" dia berbicara seolah sedang menasehati anak kecil.
   Aku hanya bisa tertegun dengan apa yang dia ucapkan. Aku tak mengerti apakah aku salah dengar , tapi seingatku pendengaranku normal. Mungkin aku sedang bermimpi, jika ini memang mimpi seharusnya aku akan tidak akan merasa sakit ketika di cubit. Kucubit tanganku sekeras mungkin.
   "Aawwwww..." teriakku kesakitan. Kenapa sakit ya? padahal kan ini mimpi  ucapku dalam hati. Aku beranikan diri untuk melihat ke arahnyadan bertanya "Ini mimpi kan?"
   Dia hanya tersenyum. Dia mendekatiku, mengelus kepalaku dan berkata "Aku menyukaimu, dari pertama kali aku melihatmu di toko buku aku sudah jatuh cinta padamu. Ngerti ?"
   Aku menganggukkan kepalaku, tanda aku mengerti. Mengerti bahwa dia mencintaiku sama seperti aku mencintainya. Mengerti bahwa selama ini kita sudah saling jatuh cinta.
                  " Selama ini aku selalu mengahrapkan cinta, padahal cinta itu sudah lama diberikan."

2 komentar: